ULUK SALAM
Ikhtiar Awal
Menghadirkan Perpustakaan Digital di Komputer Offline
Saat ini, kita tengah
berada dalam suatu masa yang biasa disebut sebagai era teknologi dan informasi
dimana hal-hal yang sebelumnya mustahil dilakukan, kini bukan lagi menjadi
sesuatu yang mustahil lagi. Jika sebelumnya orang 'hanya' dapat berkomunikasi
jika bertemu (secara fisik) atau melalui alat komunikasi (baik surat maupun
telpon), kini perkembangan teknologi yang ada mampu 'menghadirkan' seseorang
dari belahan bumi yang lain sebagai teman bercakap dan berdiskusi, cukup
dengan memanfaatkan komputer yang dikaitkan dengan internet, tanpa harus
bertemu secara fisik di satu tempat yang sama. Kemudahan semacam itu nyaris
mustahil dilakukan jika tanpa hadirnya makhluk yang bernama teknologi.
Namun, disisi lain muncul sebuah pertanyaan: berapa banyak sih yang mengetahui
tentang berbagai kemudahan tersebut? Berapa banyak orang yang mampu mengakses
segala kemudahan tersebut? Kesenjangan yang masih cukup tinggi antara
perkembangan Teknologi Informasi (TI) dengan pemanfaatannya, membuat kami
bertanya pada diri sendiri mengapa hal demikian bisa terjadi?
Realita menunjukkan bahwa masih sangat sedikit dari kita yang tahu dan
terlibat dengan segala perkembangan Teknologi Informasi (TI) tersebut.
Dari sedikit yang terlibat tersebut, sebagian besar 'masih' mencukupkan
diri sebagai konsumen belaka, tanpa kemudian berpikir / mengikhtiarkan
usaha untuk menjadi produsen juga. Sempat terpikir juga "apakah ini
mentalitas bangsa Indonesia ya -dan menjadi mentalitas sebagaian besar
negara-negara dunia ketiga--?' cukup sulit menjawabnya karena memang pada
kenyataannya kita lebih sering pasif daripada aktif. Kita sering memposisikan
diri (atau dipaksa memposisikan diri) sebagai kelompok penguna (sebagai
konsumen) dibanding pencipta produk (sebagai produsen).
Ada beberapa hal yang memungkinkan hal-hal tersebut terjadi. Salah satunya
adalah adanya pandangan yang secara kuat dan mengakar menyatakan bahwa
TI merupakan sesuatu yang mahal dan mewah yang itu berarti TI hanya dapat
diakses oleh kalangan tertentu saja. Pemerintah pun tampaknya belum sepenuhnya
mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung terhadap upaya 'memasyarakatkan'
teknologi informasi. Pemerintah yang 'seharusnya' menjadi aktor yang paling
berkewajiban memfasilitasi masyarakat agar dapat memanfaatkan TI tersebut,
malah cenderung memposisikan diri sebagai pihak yang menjadikan TI sebagai
bahan komersial. TI bagi pemerintah saat ini ibarat seperti komoditas
yang menarik dan menggiurkan untuk diolah untuk kepentingan ekonomi -yang
hanya menguntungkan sekelompok orang saja- dan bukan sesuatu yang menjadi
kebutuhan masyarakat. Sehingga wajar jika kemajuan masyarakat di Indonesia
dalam bidang TI mengalami ketertinggalan yang sedemikian jauh dengan negara-negara
lain.
Berbekal keprihatinan akan segala kondisi itulah kami hadir. Keyakinan
bahwa TI adalah sesuatu yang mudah (jika di-ilmu-i) dan murah (jika
diupayakan) menjadi motivasi bagi kami untuk melakukan proses sharing
informasi mengenai TI. Kepercayaan bahwa masyarakat dapat mengakses informasi
yang diperlukan tanpa harus mengeluarkan banyak biaya membuat kami bersemangat
untuk melakukan sesuatu untuk mewujudkan hal itu.
Dan diatas keyakinan dan kepercayaan itulah kami hadir. Digital jurnal
Al-Manär, demikian kami menyebutnya, mencoba sebuah langkah inovasi
untuk menjembatani segala kondisi tidak ideal yang menjadi pokok bahasan
di atas. Setidaknya kami berpikir bahwa bentuk CD akan cukup bisa menjembatani
'masalah' akses masyarakat akan media cetak dan internet. Dengan kata
lain, kami ingin menghadirkan perpustakaan digital dalam format CD yang
bisa secara langsung dijalankan pada komputer secara offline, dalam
arti tanpa harus terhubung dengan jaringan internet.
Belum banyak yang bisa kami lakukan, kami memulai dengan sebuah langkah
kecil yaitu 'meracik' beberapa sumber/resources yang bermanfaat bagi masyarakat
(terutama kalangan akademisi & mahasiswa yang menjadi sasaran utama
jurnal ini) untuk kami format dalam media yang mudah diakses. Secara keseluruhan
Al-Manär memang didesain sebagai sarana penyebarluasan informasi/resources
pengetahuan (baik dalam bentuk tacit knowledge maupun explicit
knowledge). Dan semua itu kami dedikasikan sepenuhnya untuk masyarakat
sebagai bagian dari ikhtiar untuk mewujudkan knowledge based society.
Dalam edisi kali ini, kami akan mengangkat tema pemanfaatan TI dalam Pendidikan.
Kami berharap dengan membahas tema ini akan lahir kesadaran dari banyak
pihak akan adanya kondisi yang 'tidak ideal' ini dan berujung pada kesadaran
akan pentingnya melakukan aksi bersama. Rubrik-rubrik yang kami sajikan
merupakan kolaborasi dari berbagai sumber; reportase kru Al-Manär,
kontribusi dari beberapa tokoh dibidang yang terkait, serta sumber-sumber
lain (makalah, buku, free software dan sebagainya) yang tentu saja
dilakukan dengan tetap memberikan apresiasi terhadap hak atas kekayaan
intelektual. Sungguh merupakan kebahagiaan bagi kami jika hadirnya Al-Manär
ini dapat memberikan inspirasi terhadap lahirnya gerakan pencerdasan masyarakat
lain sebagaimana kami terinspirasi oleh adanya individu, komunitas, serta
media yang telah lahir sebelum kami yang konsisten dengan gerakan pencerdasan
bangsa (terima kasih untuk Pak Onno dkk serta pak Romi dengan IlmuKomputer.Com-nya).
Kami sadar sepenuhnya bahwa yang kami lakukan masih sangat terbatas, oleh
karena itu dukungan dari berbagai pihak sangat kami harapkan sehingga
manfaat kehadiran jurnal ini bisa dirasakan lebih luas. Disini, kami juga
mengundang pembaca untuk ikut "bersuara" dalam feedback forum
dan juga memberikan kontribusi ide, saran, kritik, wesel, paket sembako
dan sebagainya demi berkembangnya penerbitan ini.
Semoga yang serba sederhana ini dapat memberikan kontribusi untuk sebuah
harapan akan lahirnya masyarakat Indonesia yang cerdas
Selamat menikmati
..
Jogja, 21 September
2004
|